Jaman sekarang lagi viral banget yang namanya pelakor. Dimana-mana bahasannya selalu itu-itu lagi. bahkan banyak dari netizen yang memposting kisah dirinya di sosial media berikut dengan chatnya, fotonya bahkan videonya. Yang lebih miris adalah ketika dia sebagai pelakor malah merasa bangga dengan hasil yang dia capai. Merebut suami orang yang sudah bisa dibilang mapan secara ekonomi. tapi dia tidak peduli siapa sebelumnya sosok yang ada dibalik lelaki yang direbutnya tersebut. ya, tak lain adalah istri sahnya yang rela pontang panting hidup sederhana demi mewujudkan keluarga yang diidam-idamkannya kelak.
Tapi lebih parah lagi, si suami ini apakah tidak ingat akan perjuangan mereka dulu. ah... entahlah, masing-masing individu memanglah harus instrospeksi diri. Bisa jadi si istri yang masih dianggap kurang oleh suami, bisa jadi suaminya yang memang kurang bersyukur (gak ingat apa yang diucapkan waktu akad nikah), bisa jadi si orang ketiganya ini yang memang senang memilih yang sudah mapan ketimbang harus berjuang lagi dari awal. yah.... itu hanya prasangka sih. Semua kembali pada Allah sang pemilik hati yang Maha Mengetahui Isi Hati Setiap Mahluknya. Saya juga tak ingin berprasangka buruk kepada siapapun. karena mungkin itu sudah bagian dari takdir Allah yang harus diterima sebagai ujian kenaikan derajat keimanan mereka.
Berbicara masalah yang viral itu, saya secara pribadi juga agak sedikit terpengaruh ya... karena tidak hanya orang yang jauh (yang tidak kita kenal) saja yang mengalami hal itu. Tapi orang dekat saya pun juga mengalaminya. Kasian... Sedih... semoga dia kuat menjalaninya, semoga segera diberikan jalan keluar yang baik. Istilah halusnya sih poligami tanpa persetujuan istri sah (pertama). Tapi bagaimanapun jikalau suami ingin poligami harus dipikirkan dulu bisakah dia adil? poligami itu bukan hanya memberi nafkah lahiriah saja, yang penting juga adalah nafkah batin. Seperti perasaan senang, tenang, adil diantara kedua istrinya. bukan hanya menyenangkan salah satu dan mengabaikan yang lainnya. Ingatlah wahai suami, kau punya tanggung jawab yang sangat besar. Ketika kau memintanya dengan baik-baik kepada orang tuanya, ayahnya terutama. Semua dosa wanita itu kau yang akan menanggungnya. semua kebutuhannya pun kau juga yang bertanggung jawab memenuhinya, bahkan surga dan nerakanya pun engkau juga yang memiliki andil besar. Jangan sekali-sekali melupakan itu.
Pengalaman teman saya cukup unik. Dia sudah jarang bertemu dengan teman sekolahnya dulu jadi mereka berkomunikasi hanya dengan media sosial dalam hal ini adalah facebook. Ketika sekolah dulu dia punya teman akrab (geng gitu lah). Anggotanya laki-laki semua. Saking akrabnya sampai-sampai hal kecilpun bisa jadi bahan tertawaan. Bercanda kelewatan sudah biasa. Bahkan kebiasaan itu masih ada hingga sekarang setelah bertahun-tahun lulus dari sekolah dan sudah pada berkeluarga.
Suatu ketika, salah satu anggota dari geng tersebut membuat status di akun FBnya. Status itu kalau gak salah berisi tentang Si bapak yang pulang terlambat dari kerjaannya karena suatu hal. Nah, temannya pada komentar bercanda di status itu, termasuk teman saya yang juga ikut berkomentar yang intinya mengatakan bahwa kemungkinan si bapak tadi masih belok ke rumah selingkuhannya. semua pada tertawa dan biasa saja karena dasarnya adalah bercanda. Beberapa hari kemudian, Si bapak mengechat semua anggota gengnya yang ikut berkomentar untuk membantunya meyakinkan istrinya akan berita yang sebenarnya, bahwa komentar mereka sebelumnya adalah hanya candaan saja. Teman saya yang jarang buka FB katanya istrinya ikut berkomentar apakah benar yang dikatakan temen saya itu, jangan saling menutupi. Saya yang mendengarnya tak bisa menahan tawa....
"wah, gara-gara bapak tuh, jangan-jangan ribut sama istrinya." timpal saya.
"hahaha....padahal cuman bercanda bu..." jawabnya.
"karena sekarang lagi musim pak yang namanya pelakor, jadi ya rada sensitif sih kalo nyinggung masalah itu." kataku.
Sepertinya setelah kejadian itu, teman saya jadi lebih berhati-hati lagi dalam bercanda, sekalipun dengan teman akrabnya. Jangan sampai begitu lagi ya.... takut menimpa diri... hehehe
Kalau pengalaman saya pribadi sih, biasalah ya... perempuan gitu, instingnya kuat banget, apalagi masalah seperti itu. bukannya negatif thinking, tapi antisipasi lah ya.... emm... gerakan preventif gitu sebelum sesuatu yang gak diharapkan terjadi. Soalnya pernah ngerasakan juga pahitnya dikhianati.... eaaa.... sakiiittt,,, pedihh hati ini..... (tapi ini dulu...dulu banget sebelum aku mengenalnya).
Keluarga kami sangat terbuka, tak ada satupun yang ditutup-tutupi. Ketika saya cemburu, saya pinjam HP suami. Saya buka semua sosial medianya. mulai dari chatnya, FBnya, emailnya semuanya... parah banget ya....?? alhamdulillah punya suami aman terkendali. Tapi karena lagi sensitif tingkat tinggi, ada satu nama yang sering kali menjadi buah bibir teman di perusahaannya. karena dianya cantik, tinggi, putih, single, solehah bahkan saat ini sedang berhijrah dengan memakai niqab. Bagi saya itu benar-benar wanita idaman. Dia juga sepertinya dari keluarga kaya asli Cimahi, Bandung. Tau sendiri lah ya... gimana terkenalnya, ke-geulisannya cewek bandung. dan usianya pun termasuk ideal, siaplah kalo mau diajak ke pelaminan. Saya pernah bertemu dengannya beberapa kali, baik dalam acara family gathering perusahaan ataupun di acara-acara yang dilaksanakan di dalam perusahaan yang mana keluarga boleh ikut serta. Melihatnya di foto saja, saya bisa katakan bahwa dia itu sempurna penampilannya. apalagi melihatnya langsung, pasti hati ini langsung ciut, jauuuuuhhh banget, kayak langit dan bumi. Sadar sih kalo dia begitu sempurna.
Si abi (suami) pernah cerita, bahwa ketika dia baru bekerja diperusahaan itu, tak lama kemudian, si geulis itu juga kerja diperusahaan yang sama. Mereka sering berinteraksi, karena si geulis orang baru ya masih mengandalkan orang lain. Nah, orang itu tak lain adalah si abi. (tapi itu jauh sebelum kami saling kenal). Sehingga mereka akrab, sering boncengan bareng karena kos-kosannya juga dekat. sebenarnya sih ada mobil jemputan, tapi kalau si geulis itu lagi kesiangan atau pulangnya ada keperluan lain, biasanya mah minta dibonceng si abi. (ini masih tetep dulu lo ya.... sekarang mah nggak karena abi mesti jemput saya n dedek).
Diceritain gitu saya nya kebakaran jenggot (eh, gak punya jenggot dink). Cemburu banget.... langsung nih pikiran kemana-mana, apa bawaan orok ya,,, secara udah melendung 8m. udah gendut, pendek, bunter disingkat panter. gak ada cantik-cantiknya dah rasanya.... karena dah mikir macem-macem. dilihat tuh HP si abi lagi, di pantengin tuh kontak satu-satu, di semua sosmednya. ternyata ketemu. Satu nama si geulis lengkap dengan fotonya yang sekarang pakai niqob warna item. Duh.... gimana gak cemburu coba.... kalah telak aku.... jadi sedih sendiri....
Foto-fotonya banyak yang di like sama si abi, statusnya yang gak penting pun di-view-in, storiesnya juga sama.... iiihhh.... meni sedih.... sebenarnya bukan hanya abi sih, banyak juga temen-temennya terutama yang cowok dan bapak-bapak yang melakukan hal yang sama sama abi. tapi tetep saja cemburu itu ada. Apalagi bagi aku yang hanya "just maria" yang berbanding jauh darinya yang sempurna. Mikir juga sih, wanita, benar-benar fitnah dunia ya.... dia sudah berusaha menutupi diri sedemikian rupa. Tetep saja masih banyak yang mengelilinginya, kayak gula pasti dikerumuni semut.
S : "Abi, aku liat di hp abi, abi sering ngelike foto2nya, FBnya, WAnya, IGnya mbk ini ya?
A : "Gak sering kok mi... itu kebetulan aja, kalo yang di wa kan view status otomatis."
S : " Otomatis darimana? wongan aku aja milih2 siapa yang dilihat. itu kan statusnya gak penting, dari jauh juga kelihatan, kenapa masih dilihat aja. klo mau dilihat, kuk masih ada status yang yesterday orang lain gak kebuka juga. (mulai perang dunia 3, Ce,nuru meledak2...hahaha). Tuh juga foto2 dia abi like. Abi suka wanita beniqab tah? Aku juga bisa kalo abi mau aku gitu.... "
A : "gak mi...." (kalah argumen, diam seribu bahasa)
S : " Bi, aku lagi sensitif ni, aku boleh minta sesuatu gak?"
A : " Apa mi?"
S : "Abi jangan gitu lagi ya, aku cemburu, Aku emang jauh banget dari dia, kalah cantik, kalah tinggi, kalah putih, kalah kaya, yang paling sedih sih kalah solehahnya. Dia itu sempurna banget...."
A : "Ummi cantik kuk (berusaha menghibur), makanya abi pilih ummi. Dia itu mi.....(titik2... disensor), Abi janji gak bakal gitu lagi. luph u ummi...
S : (meleleh) luph u 2 abi....
Beruntungnya aku memilikimu.....Alhamdulillah.... semoga selalu setia sampai kapanpun....
Semoga memang abi jodohku dari Allah.... Semoga jadi imam yang terbaik bagi kami. Aamiin Ya Rabb ^_^